Kebelakangan ini, ku sadari telah menjadi lupa diri. Terlalu jauh ku di bawa mimpi. Namun mimpi itu seakan-akan realiti. Menusuk hingga terasa sakit di hati walau tidak berdarah menitik jatuh ke bumi. Di bawah kesedaran dan keangkuhan ku, apa yang telah ku genggami tidak begitu erat. Seperti ia akan terlepas tergelincir begitu saja.
Takut itu akan terjadi, akhirnya ku putuskan tuk tidak menjadi seperti diri sendiri. Bagaimana aku dahulu menjadi seseorang yang pasti. Dalam menjaga pekerti dan budi bicara. Emosi dan fikiran terkawal dari terus membara. Aku suka begitu walau tiada siapa yang mahu berbicara bersama. Sendirian aku menahan sepi tanpa seseorang disisi. Itu membuatkan aku kuat dari tidak terlalu berimaginasi. Hidup dalam dunia nyata tanpa selalu di bayangi mimpi.
Kini, ku salah menilai setiap apa yang telah ku jalani dalam hidup tuk berinjak dewasa. Tiap langkah, bijak dalam mengelak duri-duri dari sang bunga. Fahami kehendak dunia, akhirnya membuat ku merana. Aku simpan resah ini buat sekian lama, hingga mempermainkan hati dan jiwa. Tertekan aku dibelenggu sedemikian rupa. Apakah ada sisa daya ku tuk melawan kembali?
Penat lelah ku terima dengan hati terbuka, bermohon kepada Allah yang Maha Esa, agar berikanlah aku kekuatan dan sinar harapan di masa depan ku. Tidak lupa juga kan ku berusaha bersungguh-sungguh tuk tidak menghampakan impian orang yang ku sayangi dan juga pada diri ini . . . ^.<
No comments:
Post a Comment